Penulis: Lihind
Aku bersembunyi di balik slayer hitamku malantunkan doa-doa, meneriakkan kemarahan pada kebiadaban, menyebarkan virus-virus kebebasan.
Aku bersembunyi di balik Slayer Hitamku menyembunyikan rasa lapar, menutup hidung dari asap gas air mata, menyembunyikan hidung dari debu jalanan, debu-debu yang berserakan oleh ban mobil untuk pembangunan kota, debu-debu dari mobil orang kaya yang melanggengkan kemiskinan.
Aku bersembunyi di balik slayer hitamku Menyembunyikanrupa yang hina menurut cara pandang manusia moderen, menyembunyikan kata-kata buruk untuk orang baik.
Aku bersembunyi di balik slayer hitamku dan berjuang hingga hari tua melawan keganasan hidup, melawan kemiskinan yang diatur oleh segelintir orang. Merawat kesadaran pada pola pikir yang diatur oleh oleh pasar.
Aku bersembunyi di balik slayer hitamku semoga saja aku sanggup setelah mengusahakan dan terus membayangkan dunia penuh kasih sayang. Tanpa penghianatan, tanpa nafsu keuntungan, tanpa hegemoni kepentingan.
Aku bersembunyi di balik slayer hitamku berjalan sendiri menutup separuh wajah terasing dari kekalahan, karena kawan yang mulai sadar dengan masa depan sukses menurut manusia moderen.
Suatu waktu jika saja aku juga berubah pikiran, dan menjadi penjilat, aku menjadi orang-orang yang kalah dari harapanku, aku akan tetap bersembunyi di balik slayer hitamku. Tapi sejatinya aku adalah pemenang atas kekejaman manusia moderen.
Semoga kau tetap menjadi hitam yang merangkum segala warna.
Penulis merupakan Kader HMI Komisariat Syariah dan Hukum Cabang Gowa Raya
